Ungkapan Jiwa dalam Irama Karawitan
Orkestra Jawa (krawitan) |
Berbagai macam seni budaya yang berkembang di desa Kaligono seperti Jaran Kepang,
Incling, Dolalak, Wayang Orang, Wayang Kulit, dan Kethoprak tidak dapat
dilepaskan dari peran musik pengiringnya yang biasa dikenal dengan Karawitan.
Istilah Karawitan diambil dari kata rawit
yang artinya adalah halus serta indah. Dengan demikian, seni Karawitan sangat
identik dengan musik Jawa yang iramanya halus serta indah untuk didengar.
Hampir sama dengan berbagai jenis kesenian lainnya, kesenian ini pada awal
berkembangnya juga bersamaan saat penyebaran agama Islam yang waktu itu menyampaikan dakwah melalui berbagai
seni budaya.
Dalam suatu pertunjukan musik Karawitan, terdapat berbagai komponen pokok
yang harus ada diantaranya adalah gamelan, niyogo
atau penabuh gamelan, dan sinden atau
penyanyi Jawa. Gamelan sendiri merupakan seperangkat alat musik yang mengiringi
suatu pertunjukan Karawitan dan terdiri dari berbagai macam bentuknya seperti kenong, kendang, slenthem, gong, bonang,
gender, demung, rebab, serta peking. Untuk menciptakan suatu orkes gamelan
yang padu, para niyogo harus
memainkan gamelannya dengan kombinasi nada-nada slendro atau pelog. Nada slendro dalam Karawitan artinya satu
tangga nada hanya terdiri dari 5 oktaf nada yakni 1 2 3 5 6 dengan perbedaan interval kecil. Sedangkan
nada pelog artinya satu tangga nada
terdiri dari 7 oktaf nada yakni 1 2 3 4 5 6 7
dengan perbedaan interval besar. Selain itu, dalam satu kali pementasan Karawitan,
juga terdapat berbagai aturan memainkan gamelan yang semakin menambah keunikan
kesenian ini yakni misalnya satu kali putaran atau patet dibatasi oleh satu kali gongan.
Mendasarkan pada karateristik Karawitan, banyak orang kemudian meyakini
bahwa Karawitan bagaikan ungkapan jiwa dari masyarakat Jawa. Hal tersebut
dikarenakan untuk menampilkan suatu pertunjukan Karawitan yang harmonis
membutuhkan karakteristik halus, tenang, dan selaras selayaknya jiwa masyarakat
Jawa. Wujud paling nyata dari karakter tersebut dalam Karawitan adalah tarikan
tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron, bonang, kendang,
serta gong di setiap penutup irama. Melihat berbagai keunikan dari kesenian
ini, maka tidak ada alasan bagi masyarakat Indonesia khususnya Jawa untuk tidak
melestarikannya. Salah satu caranya adalah mulai berkunjung ke desa Kaligono
dan mempelajari seni musik Karawitan.